Selamat Ulang Tahun Kabupaten Karimun Ke- 13, Semoga Karimun Maju di Segala Bidang Sesuai dengan Azam Kabupaten Karimun

Selasa, 16 Oktober 2012

Dari Sampan Aku Bisa Mapan




Seperti kebanyakan di daerah kepulauan lainnya, transportasi air menjadi andalan bagi masyarakat yang ingin berpergian menyebrangi pulau-pulau di sekitar tempat tinggal ku. Pelabuhan merupakan tempat paling tersibuk bagi sebagian orang yang mencari nafkah. Denyut nadi perekonomian masyarakat terjadi di sekitar daerah pelabuhan. Kegiatan seperti perdagangan dan jasa angkutan penumpang menjadi pemandangan setiap hari yang bisa kita temui.


Kapal-kapal besar ,speed boat, serta kapal pengangkut minyak selalu memadati wilayah pelabuhan. Disamping kapal modern yang telah menggunakan teknologi canggih, terdapat juga alat transportasi tradisonal yang masih eksis dari jaman nenek moyang kita dahulu yaitu sampan.  Sampan merupakan kapal ukuran kecil yang bisa memuat kira-kira 10 orang yang digunakan sebagai alat angkut sehari-hari untuk berbagai kebutuhan baik mengangkut penumpang untuk menyeberang atau menuju suatu tujuan seperti belanja maupun untuk mengangkut barang. Seolah-olah tak lekang dimakan oleh zaman, di era modern seperti saat ini sampan masih menjadi alat angkut favorit bagi masyarakat kepulauan.


Berbicara mengenai sampan, aku pun teringat pengalaman dari ayah ku di saat masa mudanya dulu profesi sebagai pengayuh sampan pernah di lakoninya. Terlahir dari keluarga nelayan kurang mampu, ayah ku harus berkerja keras membanting tulang demi memenuhi kebutuhan hidup & agar terus bisa bersekolah. Mimpi & cita-cita menjadi orang sukses di kampungnya menjadi motivasi bagi ayah ku untuk terus berusaha. Di saat masa-masa sulit itu, sampan lah yang banyak menolong perekonomian keluarga kami. Setiap sepulang sekolah, ayah selalu bergegas pergi menuju pelabuhan untuk menjadi pengayuh sampan.

Pendapatan yang diterima dari mengayuh sampan cukup lah lumayan untuk membantu biaya sekolah pada masa itu. Setiap orang yang ingin menyebarang, harus membayar Rp. 1.000/ orang.  Dalam 1 hari kurang lebih sekitar ada 20 orang yang biasa menggunakan jasa sampan ayah ku.  Tak lupa juga ayahku selalu berusaha untuk menabung dari penghasilan mengayuh sampan. Dari pengahasilan yang terkumpul, kemudian ayahku bisa menambah jumlah sampan nya 1 buah lagi. Sampan baru itu untuk disewakan ayah kepada orang lain, kemudian orang tersebut membayar setoran tiap harinya.

Waktupun berlalu, tak terasa kini usaha sampan ayah ku telah berkembang dengan pesat. Dari sampan berjumlah 1 buah, kini bertambah 5 buah. Ini merupakan buah kerja keras dari ayah ku. Setiap harinya banyak orang yang menyewa sampan kepada ayah ku, baik itu untuk digunakan berdagang ataupun untuk digunakan sebagai jasa transportasi. Kini keluarga ku telah mapan & alhamdulillah berkecukupan. Bisa menyekolahkan kakak  ku sampai ke jenjang perguruan tinggi & juga membiaya sekolah ku selama ini. Itulah sepenggal cerita pengalaman dari kelurga ku. Terima kasih sampan “berkat kau aku pun bisa mapan”.  

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.